Sabtu, 24 November 2012

Sejarah "pacaran"

As we all know, jaman sekarang katanya kalau ga pacaran ga kweeren (apa hubungannya dg kekerenan jg belum ada riset yg jelas ;p)  nah ini ada sedikit info yg mungkin akan berguna untuk kita, baik yg setuju ama pacaran atau ga.
Jadi konon kabarnya pacaran itu berasal dari bahasa dan adat melayu. Ada yg bingung...? Atau kaget? (Sama waktu pertama kali denger juga kaget). Info ini berasal dari penulis, @salimafillah saat di training pranikah. Konon pacaran itu berasal dari budaya melayu, dari seorang pemuda kepada gadis yg disukainya. Eiittss, jangan cengengesan dulu, tapi bentuknya tidak seperti pacaran jaman sekarang, kalo ga pake pegangan tangan belum disebut pacaran. Jadi saat itu jika ada seorang pemuda menyukai seorang gadis, maka dia akan bermain seruling di bawah jendela kamar si gadis, sengaja suaranya yg menarik perhatian, tujuannya agar ayah sang gadis mendengar dan memanggilnya. Nah, kalo sudah dipanggil, kan ditanya maksudnya apa? Udah deh disebutkan maksud dan tujuannya, kalo udah jadi, maka si pemuda diminta melakukan persiapan dengan batas waktu. Nah batas waktunya adalah warna pacar yang ada di tangan gadis. Jadi sejak diminta si pemuda, kuku sang gadis diberi warna dari daun pacar, jika sampai batas waktu habisnya warna pacar pemuda belum datang2 lagi maka dianggap pemuda tersebut bermain2 saja dg anaknya. Tapi kalo beneran maka dia harus datang lagi dg semua persiapan pernikahan sebelum warna pacar di kuku gadis itu habis. Dannnn diantara jarak waktu itu si prmuda dilarang sama sekali untuk menemui sang gadis, kali bahasa kita itu dipingit, dan gadis tersebut diajarjan kehidupan berumah tangga oleh sang ibu.
Jadi kalo dipikir2 sebenarnya pacaran itu Syar'i yahhh ? Well kalau dijalankan sesuai dengan adat tadi. Beda dengan pacaran yg dilakukan pemuda2 sekarang. Jauuuuhhhhhh brayyy.. :) untuk kamu yg masih memegang pacaran sbg salah satu list your daily life, coba pikirin lagi deh, itu pacarannn atau.....? And tujuannya apa ya, pernikahan, gengsi atau....... ???? ( jawab sendiri aja ya) . so think before doing, such a great habit for us.... :)

Sabtu, 17 November 2012

Camping hari ini

Sabtu, 17 november 2012, acara tahunan bagi siswa kelas 4-5 digelar kembali. Salah satu kegiatan uang diminati sekalius dinanti oleh siswa. Tidak terkecuali camping tahun ini. Walaupin harus diawali oleh HMP (a.k.a ujian bersama tiap bulan) anak2 tetap semangat. Di sela2 kesibukan ujian mata pelajaran dari senin-kamis mereka masih menyempatkan waktu berkumpul, sekadar membuat yel2, membicarakan menu masakan yang akan dibuat sampai pentas seni yang akan ditampilkan. Subhanallah serius sekali mereka mempersiapkannya. Meski banyak benda yang harus mereka bawa :)
Hari yang ditunggu2 pun tiba, dengan sukacita mereka menikmati masa. Meski harus merayap, berkubang lumpur, meneriakkan yel2 dan ritual camping lainnya. Banyak hal yang kami harap mereka belajar dari kegiatan ini.
Diantara keramaian tersebut ada beberapa kejadian yang menggelitik untuk dicermati. Seperti sikap protektif -fan sejenisnya (mohon maaf kalau salah menemukan bahasa yang tepat). Dalam surat pemberirahuan sih udah disebutkan bahwa orangtua hanya boleh mengantar. Sudah sampai di tempat acara masih ada orangtua yg menunggu sampai beberapa menit. Sampai sini masih ok. Ketika siang hari waktu games ternyata ada beberapa yg datang, well...okay. malam saat pentas seni pun datang lagi, errrr.... walhasil saat jam tidur anak2 sulit sekali diminta untuk tidur. Bahkan beberapa diantaranya menangis karena kangen runah. Jreng...jreng...jreng... semoga pembaca ngerti maksudnya (maap, efek semalem ga tidur, nyambunginnya rada ribet, :))
Ini dia, jadi bukan berarti orangtua tidak boleh memperhatikab anaknya sih, namun dalam.masing-masing kegiatan pasti memiliki maksud tertentu pengadaannya. Salah salah satunya aadalaj melatih kemandirian anak dengan lebih, dan daya survive terhafap kehidupan, baik secara sosial maupun alam. Ketika prosea itu ternyata orangtua menampakkan kekhawatiran, dengan sering datang, maka anak akan belajar meragukan dirinya, mampu gak ya???. Lama-lama rasa kangen, ga berdaya kalau ga ada ortu makin besar. So anak makin ketergantungan. Poin utamanya memang, berikan anak pengalaman sebanyak2nya untuk mendapat pemahaman dan pengetahuan seluas-luasnya dengan juga membebaskab mental mereka dari ketidakberdayaan. Insyaallah generasi-generasi mandiri yang kita harapkab akan tumbuh sesuai dengan tuntutan jaman. Okay yanda bunda, tetap semangat yaaaaa,....... super dahsyaaattttttttt......!!!!!