Tak ingin menyerah
Hanya saja aku kembali terluka dalam dimensi ruang dan waktu yang tak kusadari
Aku Tertawa dan menangis dalam raguku sendiri
Menghingar bingar dari celetukan tiap mata dan nada tanya yang singgah di kepala dan telingaku
Aku kembali menggusar dalam kepenatan dan kepasrahan yang kubuat sendiri
Dalam alunan harmoni yang tak kumengerti
Dalam dekapan diam dan keinginan yang dalam
memaknai dunia dengan lebih baik, lebih dekat dan lebih bijaksana....dengan ceritam dengan rasa dengan sensasi tawaa, sedikit gundah...sebesar bahagia,,semoga menjadikan dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk kita, manusia....
Jumat, 21 Mei 2010
Rabu, 05 Mei 2010
He's name is Zidan
Namanya zidan. Bla bla bla Zidan bla bla bla, tapi teman-temannya memanggilnya Zidan. Gurunya pun memanggilnya mas Zidan, sementara orangtuanya memanggilnya kakak karena dia adalah anak pertama dari perkawinan orangtuanya. Anaknya gemuk, bisa dikatakan mengalami obesitas untuk ukuran usia sembilan tahun. Kulitnya cukup hitam dibanding anggota keluarganya yang lain. Namun Orangtua zidan tidak pernah membandingkan zidan dengan orang lain. Ibunya sangat menyayangi Zidan layaknya sayang dan cinta sang ibu kepada anak. Setiap siang sang Ibu selalu berkunjung ke sekolah untuk menemani Zidan melahap makan siangnya yang dipesan dari catering sekolah. Terkadang sang ibu membawa menu lain, makanan kesukaaan Zidan, yakni menu makanan dari ayam.
Langganan:
Postingan (Atom)