Di saat kau kembali dan menyempurnakan rusukmu yang terbelah di bagian bumi sini, ada hal yang harus kau tahu. Sebelum kau mengambilnya menjadi penyempurna ragamu, pengaya batinmu, ada hal yang benar-benar harus kau pahami. Bahwa dia yang kau tunggu adalah seorang bernyawa yang punya banyak cita. Ia yang akan menanti kepulanganmu adalah sesosok yang penuh akan rasa, ada cinta, tawa, dahaga atau sekedar duka.
Maka suatu saat ketika masamu telah tiba dan mengambilnya menjadi jalanmu pulang padaNYA, ingatlah cita dan rasa yang ia punya. Perkataan bersedia bukanlah penghalal segala lakumu kepadanya, apalagi laku yang membuatnya sering menitikkan air mata. Ia bukan pembantu yang layak kau perlakukan sesuai maumu. Perkataan bersedia bukanlah wujud penjara dalam bahasa yang mampu mengurungnya dalam ruang batas yang meruntuhkan kepercayaan diri yang ia punya. Perkataan bersedia bukan pemutus cita-citanya untuk menjadi manusia yang lebih berharga, lebih bermakna.
Ada hati yang harus kau jaga, begitu juga cita yang harus kau lambungkan untuk mengerti bahwa ia akan lebih bermakna dengan merealisasikannya dalam nyata. Ada jiwa yang harus kau bina, karena melakukannya akan membawamu dalam suatu nuansa kasih dan damainya dunia. Ada seorang gadis yang juga harus kau manja, karena suatu saat ia akan merindukan belaian seorang ayah terhadap hatinya yang mungkin sedang gulana.
Bukan, ia bukan minta untuk selalu kau pahami, kau mengerti dan kau junjung tinggi. Namun berilah ia tempat dalam serata kakimu berpijak, bukan yang terkulai dibawahnya. Berilah ia ruang di mana hatimu menetap, di saat ragamu menegak. Karena menempatkannya dalam satu pandangan lurusmu hanya akan membuatnya berharga dan sama denganmu, tanpa leceh, tanpa hina atau tipu daya.
Dan sedikit sanjungan setelah ia bekerja keras dan berusaha menarik hatimu mungkin sepadan dengan kasih yang coba ia limpahkan dan utarakan meski bisu bibirnya mengucapkan kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar