Selasa, 15 Desember 2009

untitled

untitled 1

Rabalah hatimu pada kedalaman yang cukup
Untuk membuat matamu sedikit lebih terbuka
Pada apa yang tersaji di depanmu

Aku mengerti
Dalam hitungan waktu
Semua wajah akan berubah
Dan semua yang ada akan menjadi binasa
Maka kepura-puraan hanyalah nisbi yang akan tersia

Untitled 2

pagi ini mentari tetap bersinar cerah mengiringi kerjapan matamu
entah bagaimana hari ini akan berlalu
tergantung dari caramu menatap dan bercermin pada dunia
karena ia akan tertawa melihatmu tersenyum
pun akan menangis ketika bibirmu mengerucut di sudut-sudut jemu

angin masih bernyanyi meski bising kota melenyapkan bunyinya
begitu juga kicau burung walau kau bilang terlalu riuh
karena semua yang di dunia akan selalu berjalan seirama
maka tentukan pijakan kakimu
menentukan arah dan irama hati

kata mereka ini tentang semangat baru
semangat yang akan membuatmu jadi manusia baru
manusia utuh yang berlaku dan bertutur demi kemajuan baru
kemajuan dalam damai dan suka cita bersama

Untitled 3

cinta,
bagaimana aku mengartikannya
banyak yang bertanya padaku dalam sebuah sedu sedan
padahal sebelumnya ia mengikrarkan dalam balutan ceria yang ia rangkai sendiri
meski tak lama berselang ia mulai ragu

cinta, bagaimana aku menisbikannya
ketika banyak tawa yang tercipta karenanya
pun dengan harapan yang terangkum dalam doa dan semangat
meski air mata yang mengalir juga tak pernah kering
maka aku sering bertanya, bagaimana wajah cinta sesungguhnya

cinta,
yah mungkin benar seorang pujangga pernah berkata
" aku tak tahu lagi apakah cinta masih butuh akan apresiasi
padahal di dunia ini tidak ada lagi cinta yang sejati
selain Allah dan rasulNYA sebagai landasan (Salim A Fillah)"

untitled 4

lihat aku di situ
di genggaman jarimu, di sudut hatimu
terdampar bagai tak bertuan
menantimu memberi jawaban

terdengar absurd dan berleleh sendu
namun yang jelas,
aku menunggu kepastian pada engkau
wahai pengemban ilmu
akan bagaimana akhirku kelak

untitled 5

jiwa yang bergelayut manja pada tubuhmu
adalah yang terkenang dari panjangnya usiamu
karena ragamu akan habis, akan menua dan akan termakan tanah
maka peliharalah jiwamu
jiwa yang mengakar pada kebaikan
yang membuat usiamu abadi selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar