Sabtu, 17 Oktober 2009

aku memaafkanmu.....

Maaf...kata-kata yang mudah untuk diucapkan tapi terkadang begitu sulit untuk dilakukan. kadang aku bertanya sendiri, bagaimanakah wujud maaf itu ? apakah seumpama dengan air yang menyiram debu di atas batu, menjadikannya hilang tak berbekas...? atau seperti goresan pena di atas kertas, mungkin terlupa namun pasti akan terbaca kembali, jika kita ingin dan menemukan jejaknya lagi. karena suatu waktu, maaf yang harusnya terlontar dengan tulus menyebabkanku memendam luka sedemikian parah. lalu hatiku meraba dengan samarnya, ia pun mendapati sekelumit monolog diri...

Telah lama jarak mengakui kesalahan dan melakukan perbuatan. Telah kutempuh segala jarak untuk meletakkan segala salahmu dalam sebuah lemari yang ku tak punya kuncinya. Agar segala kenangan dan keburukan hanya akan berterbangan pergi dan tak tersisa. Agar segala gundah dan salah menjadi tak berbekas dan hanya ada hikmah yang aku cerna. Namun ingatanku tidak dapat melakukannya. Rasa sakitnya bahkan masih bisa kurasakan dalam segarnya ingatan. Ekspresi kedukaan masih tersimpan rapi dalam kilatan marah yang aku pancarkan, karena aku tak mampu menghapusnya. Karena kusimpan kesalahanmu dalam sebuah ruang kaca yang dapat kulihat kapanpun aku mau, bahkan jika aku tak ingin sekalipun.

Maka aku terima segalanya. Kujalani semampuku dalam bias keremangan rasa marah dan duka padamu. Tak kan kutunjukkan secara sempurna memang karena
hanya akan membuatku semakin merasa nyeri. Maka aku bertahan dengan harapan suatu saat ia akan pergi dan berganti dengan hangatnya rasa damai. Maka aku jalani dengan pilihan jauh dan berbekas di matamu. Tapi tahukah kau sakitnya masih ada dan terasa….

Dan semuanya harus berakhir karena aku tak mau sisa waktuku berhias penyesalan dan marah yang hanya akan menggerogoti nuraniku. Jika waktu lampau kau masih saja mengulangi salahmu, lantas apa dayaku untuk terus menyalahkanmu ???

Dan dalam kesakitan malam ini aku terus bertanya pada hatiku sendiri..sampai kapan akan kupertahankan gambaran duka padahal yang aku ingin adalah gembiranya hidup??? Dan aku tahu, jika saja aku mau mungkin aku mampu

Dan saat ini kukatakan padamu aku memaafkanmu, telah kubiarkan kesalahanmu berterbangan di mataku hingga ia tidak lagi bernama duka, karena jiwaku aku tahu itu masa lalu. Telah kulepaskan salahmu dari lemari kaca ingatanku menjadi bulir-bulir yang hanya akan menyisakan aku sedikit ingatan dan pelajaran untuk tidak melakukannya lagi

Telah kurelakan salahmu padaku layaknya duka yang selalu hadir di setiap nadi hidup manusia. Aku memaafkanmu…aku memaafkanmu…aku memaafkanmu. Maka damailah dengan hidupmu yang sekarang…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar