Jumat, 30 Oktober 2009

Jengah

Ketika aku cukup lelah dan meragu untuk meneruskan langkah
Akankah kau masih berdiri di sini untuk kembali menyemangati dan menuntunku
Ketika aku akan terjatuh dan bersiap kalah dengan apa yang terjadi
Akankah kau akan terus menjelma dalam kata-kata positif dan nasehat untuk menggugah jiwaku
Ketika aku nanti lupa kemana jalan kembali padaNYA dan melenggang tanpa arah
Akankah kau disini untuk menarikku kembali ke jalan sebenarnya
Ketika aku nanti terlupa dan terlena dengan semua hal yang terjadi
Akankah kau membiarkanku tergulir pada semuanya
Aku merindukan sahabat jiwaku
Aku merindukan sapaan hangatnya
Aku merindukan sahabat hatiku
Aku merindukan dekapan lembutnya
Aku merindukan sahabat nuraniku
Aku merindukan jelmaan kata-kata bijaknya
Pada sahabat jiwaku yang tak kan pernah membiarkan merenggut langkahku meski terkadang aku harus tergelincir beberapa saat, namun pasti ada jalan untuk kembali
Pada sahabat hatiku yang tak kan pernah tersurut nasehat untuk akalku menempuh seluruh jalan kebenaran, jalan Tuhan bukan yang digariskan manusia...meski terkadang aku lupa dan kehilangan arah
Pada sahabat nuraniku yang menuntunku pada kebijakan, pada kebaikan, pada ketulusan, pada kelapangan, pada ketundukkan dan semua yang hanya akan membuatku merapat pada kasihNYA
Yang tak pernah mengantarkanku pada kepalsuan, walau terkadang aku tertipu olehnya dan bersumbunyi darinya...
Dan jiwaku saat ini meneriakkan kekasihnya...seluruh kelapangan dan ketulusan
Bukan beban yang harus tertangguhkan apalagi terhimpit dalam batin dan menjadikan segalanya tampak begitu biru abu-abu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar